Salah satu hal menyenangkan untuk merencanakan liburan Kamu yaitu membuat list atau daftar rencana traveling. Tidak terkecuali untuk Kamu penderita diabetes.
Namun untuk penderita diabetes, ada hal yang harus Kamu pikirkan saat hendak ingin berlibur. Seperti melakukan perencanaan dan penelitian ekstra saat akan melakukan perjalanan untuk mencegah hal yang tak diinginkan terjadi, lho!
Nah, dilansir dari laman, Travelchannel, berikut tips yang bisa Kamu lakukan saat ingin berpergian. Simak, ya!
1. Cek kesehatan dan fasilitas kesehatan di tempat tujuan
Sebelum berlibur atau melakukan perjalanan jauh, Kamu disarankan untuk mengunjungi Dokter, serta meneliti Apotek, dan Rumah Sakit di tempat tujuan Kamu nantinya.
Hal ini dirasa perlu dilakukan untuk memastikan kondisi Kamu fit untuk berpergian dan menjaga kondisi darurat saat di perjalanan.
2. Bawa Makanan
Jangan lupa, Kamu juga direkomendasikan untuk membawa makanan atau cemilan yang kaya serat dan protein oleh Holley Grainger, ahli diet terdaftar dan ahli nutrisi kuliner.
Seperti paket selai kacang dengan biskuit gandum utuh, buah kering dan kacang-kacangan, atau keju string.
Saat makan di luar, Grainger mengatakan untuk memperhatikan kontrol porsi, dan pilih makanan yang menawarkan keseimbangan protein, karbohidrat kaya serat, lemak sehat, dan sayuran.
Pada penerbangan internasional yang menyediakan makanan, mintalah makanan penderita diabetes terlebih dahulu jika memungkinkan, karena Grainger mengatakan banyak makanan di pesawat mengandung terlalu banyak karbohidrat.
3. Kemas Secukupnya Perlengkapan Medis
Saat melakukan perjalanan, Kamu juga perlu membawa perlengkapan medis, seperti pompa cadangan dan pasokan insulin basal (Atau long-acting) tambahan.
Persediaan lain yang diperlukan, tergantung pada jenis diabetes, termasuk insulin, obat-obatan, pembersih tangan, jarum suntik, pengukur glukosa darah, dan strip tes. Pastikan untuk mengemasnya dalam tas jinjing, ya!
Pendingin untuk insulin juga diperlukan jika bepergian ke pantai, tempat tujuan yang sangat panas, atau untuk waktu yang lama.
4. Ketahui Prosedur Bandara dan Penerbangan
Kamu juga perlu memberikan waktu ekstra untuk melewati keamanan dan bea cukai di bandara. Tentunya Kamu harus tinjau terlebih dahulu pedoman Administrasi Keamanan Transportasi (TSA) untuk prosedur khusus mengenai obat-obatan, cairan, persediaan, dan banyak lagi.
Sama pentingnya untuk mengetahui apa yang diizinkan melalui bea cukai di tempat tujuan Kamu nanti, karena obat resep tertentu ilegal di negara lain.
5. Waspadai Gejala Gula Darah Tinggi dan Rendah
Tanda-tanda hipoglikemia atau gula darah rendah, dapat mencakup gugup, pusing, dan merasa gemetar atau pusing.
Grainger mencatat bahwa gejala dapat menyerang dengan cepat dan memengaruhi kemampuan seseorang untuk berpikir jernih. Dalam hal ini pendamping perjalanan harus membawa tablet glukosa sebagai obat cepat.
Tanda-tanda gula darah tinggi, termasuk peningkatan rasa haus, mulut kering, penglihatan kabur, muntah, sesak napas, sakit kepala, dan bahkan sakit perut.
Maka dari itu Kamu perlu konsultasikan dengan dokter sebelum perjalanan untuk mendiskusikan pilihan pengobatan, yang tergantung pada tingkat keparahannya, mulai dari pemberian dosis insulin ekstra hingga mengunjungi ruang gawat darurat. Dr.Champion juga mengatakan untuk menyerahkan suntikan insulin kepada paramedis.
6. Pastikan Asuransi Perjalanan Termasuk Medis
Biasanya beberapa dari paket asuransi perjalanan hanya menanggung kerugian finansial. Periksa Departemen Luar Negeri untuk daftar penyedia medis yang direkomendasikan.
Pastikan untuk memilih salah satu yang mencakup evakuasi medis, dalam keadaan darurat. Tentunya opsi ini bisa mahal jika asuransi tidak menanggungnya.
Selain itu penting juga untuk meneliti dokter dan rumah sakit di tempat tujuan Kamu, ya!
7. Patuhi Jadwal
Baik Grainger dan Dr. Champion menyarankan untuk tetap berpegang pada jadwal reguler sebanyak mungkin, baik dengan makanan maupun insulin, terutama saat mengubah zona waktu.
Untuk Kamu yang menderita diabetes tipe 1 perlu mengatur waktu suntikan insulin dengan makanan, dan suntikan harus pada waktu yang ditentukan.
Makan setidaknya setiap tiga hingga empat jam juga dapat membantu mencegah penurunan gula darah.
8. Hindari Bertelanjang Kaki
Champion mengatakan ini terutama berlaku untuk pasien dengan neuropati, suatu kondisi yang menyebabkan mati rasa di kaki, yang menimbulkan risiko infeksi jika mereka menginjak sesuatu.
Namun, Dr. Champion mencatat bahkan mereka yang menderita diabetes tipe 2 tidak selalu menyadari bahwa mereka menderita neuropati. Yang terbaik adalah berhati-hati dan selalu memakai alas kaki, baik di dalam ruangan atau di pantai, ya!
Baca juga, Merencanakan Solo Traveling? Kamu Harus Tahu Manfaatnya