Virtual Tour Bekasi. (Sumber: IGameliyaros)

Gabus Pucung adalah kuliner legendaris Betawi yang mulai susah ditemukan. Namun, kala mengikuti virtual tour Finding Hidden Gems in Bekasi, Travel Diva justru menemukannya.

Sesuai namanya, si hitam manis ini menggunakan ikan gabus dan pucung sebagai bahan utama. Pucung dikenal pula dengan nama kluwek. Pemakaian kluwek pada Gabus Pucung menjadikan warna makanan ini gelap. Mirip seperti warna rawon, kuliner khas Surabaya.

Gabus menjadi bahan utama karena dahulu masih banyak rawa, empang dan sungai di Jakarta. Ketiga tempat itu merupakan habitat ikan gabus. Jika ingin memasak ikan gabus, masyarakat juga bebas mengambilnya dari rawa, empang atau sungai.

Pada masa pemerintahan Kolonial, masyarakat Betawi juga harus berpikir dua kali untuk membeli ikan mas dan mujaer karena mahal. Jadi, tidak heran kalau mereka lebih memilih ikan gabus.

Gabus pucung dimasak dengan menambahkan sayuran seperti daun bawang, kembang kol dan wortel. Bumbunya, selain pucung adalah kunyit, bawang merah, bawang putih, kemiri dan cabai rawit. Semua bumbu digoreng dahulu agar wangi. Setelah itu barulah ditumbuk halus.

Untuk menghindari bau amis, ikan gabus yang digunakan harus segar. Ikan juga digoreng terlebih dahulu agar bau amisnya hilang. Setelah itu barulah disiram kuah pucung.

Melihat sejarahnya, gabus pucung dahulu merupakan bagian dari tradisi Nyorog. Dalam Nyorog, anggota keluarga yang lebih muda membawa hantaran Lebaran berupa makanan gabus pucung kepada anggota keluarga yang lebih tua.

Kini, baik tradisi maupun gabus pucungnya, sudah jarang ditemui. Meski begitu, ternyata masih ada sejumlah pelaku bisnis kuliner yang konsisten menawarkan menu gabus pucung. Salah satunya, Pondok Gabus H Lukman di Harapan Mulya, Bekasi.

Resto ini dulunya bernama Warung Nasi Sabi’ih dan mulai buka pada 1960. Sejak 1980, pemiliknya lebih fokus pada menu gabus pucung sehingga mengubah nama restonya menjadi Pondok Gabus H Lukman.

Selama virtual tour, tampak foto-foto gabus pucung yang menggugah selera. Bikin air liur menetes dan tanpa sadar membuat janji diri untuk menyambangi resto tersebut setelah badai Corona berlalu.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini