Museum MACAN (Modern and Contemporary Art in Nusantara) yang berlokasi di AKR Tower, Jl. Perjuangan No.5, RT.11/RW.10, Kb. Jeruk, Kec. Kb. Jeruk, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11530 menyajikan instalasi hutan virtual, video tiga kanal yang merespon gerak tubuh dan media gambar interaktif yang bisa menciptakan hewan imajiner hasil karya pengunjung dengan tujuan memberikan edukasi serta kesadaran akan lingkungan hidup dan keanekaragaman hayati bagi pengunjung.

Seni Instalasi Multimedia interaktif karya Tromarama tersebut dapat disaksikan secara luring mulai Sabtu (4/12) hingga bulan Mei 2022 mendatang.

Tujuan hutan virtual ini, yaitu dengan Ruang Seni Anak Komisi UOB dari Museum MACAN ialah dapat mengajak mereka untuk mengenal dan membayangkan terkait kondisi terkini dari hutan yang masih ada. Karya ini merupakan gabungan antara seni dan teknologi yang juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan hidup dan juga keanekaragaman hayati.

Ketika mencoba masuk ke The Lost Jungle, maka anak-anak akan disuguhkan dengan pengalaman yang sangat menarik. Pengalaman tersebut berupa simulasi digital yang diperlihatkan secara langsung melalui hutan yang mampu merespon keadaan terkini. Nantinya juga akan ada pergerakan dari makhluk hutan virtual yang dapat diaktifkan lewat data cuaca real time.

Aaron Seeto, Direktur Museum Macan dalam jumpa pers virtual The Lost Jungle menyebutkan bahwa masa pandemi telah mengubah pendekatan ruang seni anak agar terhubung dengan teknologi. Karena itu melalui karya The Lost Jungle, diharapkan bisa membuat anak-anak dan keluarga membayangkan pengaruh mereka terhadap lingkungan.

Diharapkan juga dengan adanya kesadaran ini akan menciptakan refleksi akan kekayaan alam Indonesia baik flora dan fauna. Serta ancaman yang dihadirkan oleh kegiatan manusia terhadap lingkungan ekologis, yang dapat mengakibatkan kepunahan hewan dan tumbuhan. Selain melalui aplikasi, para pengunjung juga bisa melihat karya ini secara offline dalam ruang fisik dengan tampilan hutan virtual. Akan ada tiga monitor yang nantinya terhubung dengan sensor untuk karya kedua.

Baca Juga, Indonesia Hidden Heritage Dampingi Tim Pendiri Museum Bappenas Riset Sejarah di Universitas Bung Hatta

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini