Untuk kebangkitan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif pada masa pandemi, beragam upaya dilancarkan, salah satunya yaitu penguatan protokol kesehatan, sosialisasi, hingga edukasi.
Dikutip laman, Liputan6.com, hal tersebut disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno bahwa pihaknya tiada henti menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin di destinasi juga sentra ekonomi kreatif. Begitu pula dengan langkah sertifikasi CHSE yang terintegrasi dengan PeduliLindungi.
“Percepatan vaksinasi di desa-desa wisata dan juga destinasi wisata unggulan serta sentra ekonomi kreatif, ini harus terus kita dorong,” kata Sandiaga Uno.
Sandiaga melanjutkan, pihaknya juga bekerjasama dengan Satgas Covid-19 setempat untuk mengevaluasi dan memonitor secara detail per minggu, terkait pelibatan masyarakat umum, tokoh-tokoh masyarakat, tokoh-toko agama, influencer, YouTuber serta para pelaku media sosial.
“Pemerintah tidak bisa mengawasi sendiri, masyarakat yang membantu mengawasi untuk mengampanyekan protokol kesehatan di seluruh destinasi wisata dan sentra ekonomi kreatif agar keluarganya terjaga,” tambahnya.
Sandi juga menambahkan bahwa mengingat 34 juta lapangan kerja di sektor ini menggantungkan pendapatan di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
“Jadi kami betul-betul menjaga, kami tidak ingin kehilangan momentum terbaik kami. Karena sudah lebih dari dua juta pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif yang betul-betul mengalami keprihatinan di 1,5 tahun terakhir ini,” jelasnya.
Selain itu, penerapan Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability (CHSE) juga dilakukan secara berkolaborasi. Sandiaga Uno menyebut ini disebut pula sebagai gold standard.
Dimana sertifikasi ini adalah yang melingkupi protokol kesehatan, keselamatan, kebersihan dan keberlanjutan lingkungan. “Jadi ini secara holistik kita sertifikasi dan kita integrasikan ke PeduliLindungi dan kita akan terus menyosialisasikan,”lanjut Sandi.
Sandi juga mengatakan upaya ini sebagai standar bersama untuk menghadirkan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan. Pihaknya turut mengakselerasi vaksinasi kita siapkan skenario-skenario untuk pembukaan pariwsata.
“Dengan meng-up skill dan re-skill dari tenaga kerja pariwisata agar mereka bisa melakukan kegiatan pariwisata dan ekonomi kreatif ini dengan gold standard ini,” tambahnya.
Sebelumnya, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DKI Jakarta menolak rencana kebijakan sertifikasi Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability (CHSE) bagi pelaku sektor hotel dan restoran. Dengan alasan pebisnis bidang itu tengah berupaya bangkit dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19.
Terkait hal tersebut, Ketua Umum Pengusaha Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani turut menyampaikan tanggapannya. “Bukannya kita menolak CHSE sebagai panduan, yang kita tolak mana kala ini menjadi mandatory dan suruh berbayar,” ungkap Hariyadi.
“Dari awal kami bicara dengan teman-teman dari negara-negara lain di Global Tourism Forum, ini kita bicaranya verifikasi, tidak sertifikasi,” tambahnya.
Baca juga, Sudah Kantongi Sertifikasi CHSE, Ini Destinasi Yang Wajib Kamu Kunjungi di Bali