TIDAK terasa, 2 tahun lamanya tidak menyantap Ayam Betutu Gilimanuk. Di tengah pandemi Corona seperti sekarang, ingin rasanya terbang ke Denpasar untuk kembali menikmati kelezatan ayam sarat sejarah ini.
Melihat sejarahnya, dahulu ayam betutu hanya disajikan saat upacara adat. Proses pembuatannya pun tidak secepat sekarang. Sebelum dimasak, ayam harus dilapisi daun pinang dan diberi bara sekam. Kemudian dikubur selama 10 jam. Proses ini menggantikan fungsi oven.
Kini proses itu sudah ditinggalkan. Ayam betutu adalah kuliner khas Pulau Dewata. Ada beberapa resto yang menawarkan ayam ini. Salah satu yang menjadi favorit adalah Ayam Betutu Gilimanuk. Layaknya resto yang menawarkan kuliner tradisional, eksterior dan interiornya tampak sederhana.
Namun, soal kelezatan ayamnya, tidak diragukan lagi. Ayam Betutu Gilimanuk dimasak dengan rempah yang banyak. Berbeda dengan kari, kunyit untuk bumbu ayam betutu diulek kasar. Kuahnya juga tidak kental seperti kari yang bersantan. Cita rasanya makin istimewa karena menggunakan ayam kampung.
Kelezatan Ayam Betutu Gilimanuk terasa hingga bagian dalam daging karena bumbunya begitu meresap. Agar bisa meresap, proses marinasi dilakukan lama. Setelah itu, barulah ayam direbus.
Ayam betutu biasanya disantap bersama daun gonde dan sambal terasi. Alternatif lain, dengan kangkung plecing bertabur kacang tanah dan sambal matah. Sambal matah khas Bali tentu saja berbeda dengan kebanyakan sambal matah di resto-resto di Jakarta. Dibuat dari irisan bawang merah, bawang putih, serai, cabai rawit, daun jeruk, jeruk limau dan minyak kletik. Penggunaan jeruk limau inilah yang membedakannya dengan sambal matah yang telah dimodifikasi mengggunakan jeruk nipis.
Resto Ayam Betutu Gilimanuk bukan hanya menawarkan menu ayam betutu. Mereka menawarkan pula Nasi Campur Bali Tempo Doeloe dan sate lilit. Sate lilitnya merupakan favorit pelanggan sehingga biasanya sudah habis sebelum resto tutup.
Ayam Betutu Khas Gilimanuk
Jalan Merdeka Nomor 88, Renon
Denpasar, Bali