HARI ini semestinya umat Buddha di Sri Lanka merayakan Poson Poya. Namun, wabah Corona membuat perayaan Poson Poya di area publik tahun ini terpaksa ditiadakan. Bagi umat Buddha Sri Lanka, ini adalah hari penting kedua setelah Waisak.
Poson Poya diperingati untuk mengenang masuknya ajaran Buddha ke Sri Lanka. Alkisah, pada abad ketiga sebelum Masehi datang seorang biksu India bernama Mahinda. Kedatangannya ke Sri Lanka untuk memperkenalkan agama Buddha.
Setibanya di Sri Lanka, Mahinda menemui Raja Devanmpiyatissa di Mihintale. Di puncak gunung dekat Anuradhapura itulah sang biksu berkhotbah untuk pertama kali. Sejak saat itu nama Mahinda populer di Sri Lanka.
Raja Devanmpiyatissa juga menetapkan Mihintale sebagai zona damai. Tidak boleh ada agresi dan perburuan hewan di sana. Jejak penyebaran ajaran Buddha di Mihintale kini dapat dilihat dalam bentuk arca, pahatan, kolam dan stupa. Situs ini juga menjadi tempat ziarah umat Buddha.
Poson diperingati saat poya, yaitu bulan purnama. Perayaannya biasanya dilakukan di Mihintale dan berbagai vihara di Sri Lanka. Perayaan diisi dengan dengan kegiatan keagamaan seperti membaca kitab suci dan mendengarkan biksu menyampaikan ceramah tentang kehidupan Sang Buddha. Selama Festival Poson, penjualan alkohol dan daging tidak diperkenankan.
Festival Poson Poya biasanya berlangsung meriah. Umat Buddha turun ke jalan membagikan makanan dan minuman. Selain biskuit dan aneka makanan tradisional, mereka juga biasanya membagikan nasi kari untuk makan siang dan malam. Meski jaraknya sekitar 140 mil dari Kolombo, ibukota Sri Lanka, tidak sedikit turis yang tertarik menyaksikannya secara langsung. Diva traveler tertarik juga?
Artikel ini dibuat berdasarkan kisah kontributor Traveldiva.id di Sri Lanka, Ayoma Wickramaarachchi.