BANGUNANNYA kokoh, dengan desain khas Kolonial Belanda. Bangunan bernama Masjid Cut Meutia ini juga unik. Jika jeli, Travel Diva dapat melihat bahwa Cut Meutia beda dengan kebanyakan masjid. Biasanya, masjid identik dengan kubah. しかし, Masjid Cut Meutia dibangun tanpa kubah.
Tidak usah heran. Bangunan tersebut memang awalnya tidak dirancang sebagai tempat ibadah, tetapi kantor arsitek bernama NV De Bouwpleg.
こちらも読んでください: Masjid Terapung Palu, Tetap Kokoh Setelah Diterjang Tsunami
Usia bangunannya juga sudah teramat tua. Mungkin lebih tua dibandingkan usia kakek nenek Travel Diva. Selesai dibangun pada 1912, bangunan berlokasi di Jl Taman Cut Mutiah Nomor 1, Menteng, Jakarta Pusat itu kini berusia 109. Selain kantor arsitek, bangunan bersejarah tersebut juga pernah menjadi kantor wali kota Jakarta Pusat, kantor pos, Perusahaan Daerah Air Minum, dan Dinas Perumahan Rakyat.
Sarat sejarah, masjid itu juga pernah difungsikan sebagai kantor Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) di bawah pimpinan Jenderal AH Nasution, sebelum dipindahkan ke Senayan. Inilah penggunaan terakhir bangunan masjid sebagai kantor. Setelah MPRS tidak lagi berkantor di sana, bangunan pun diubah menjadi masjid.
Latar belakang diubah fungsi menjadi Masjid Cut Meutia
Mengapa gedung yang sempat beberapa kali berubah fungsi tersebut menjadi masjid? Latar belakangnya, warga sekitar mengeluhkan absennya masjid di sekitar Kebon Sirih.
Keunikan lain masjid berdaya tampung 1.000 jemaah ini ialah bangunannya tdiak tepat mengarah kiblat. Kemiringan kiblatnya sekitar 15 derajat dari bangunan. Saat memasuki masjid, Travel Diva dapat langsung melihat keunikan ini melalui deretan sajadah yang terhampar dengan posisi miring terhadap bangunan masjid.
Mihrab atau tempat imam memimpin salat juga unik. Diletakkan di sisi kiri saf salat, bukan di tengah layaknya masjid lain.
Masjid memiliki halaman dan area parkir cukup luas. Pengunjung tidak hanya dapat beribadah di sana, tetapi juga duduk-duduk sembari menikmati jajanan. Banyaknya pepohonan rindang menjadikan hawa di sana sejuk.
Di bulan Ramadan, halaman masjid juga difungsikan sebagai area berjualan menu takjil. Inilah yang menjadikan Masjid Cut Meutia senantiasa dirindukan pada bulan puasa.