BERADA sekitar 25 kilometer dari pintu tol Buahbatu, باندونج, RM Riung Panyaungan masuk daftar resto wajib dikunjungi saat berkunjung ke Banjaran, جاوة الغربية. Masakan Sunda di sana sungguh lezat. Tak heran jika saung-saung di RM Riung Panyaungan selalu penuh, baik di hari kerja maupun akhir pekan.
Berhubung berkunjung ke sana bersama sang pemilik resto, Yuli Kamelia, saya dan teman-teman tidak perlu antre. Ia telah memesankan tempat bagi kami, teman-teman sekolahnya saat di sekolah menengah pertama. Kami diundang untuk merayakan hari pernikahan Yuli dan suaminya.
Riung Panyaungan buka dari pukul 7 pagi hingga 9 malam. Saya dijemput Yuli di pintu tol Buahbatu sebelum jam makan siang. الأمل, kami akan tiba di sana tepat saat makan siang. Selama di perjalanan, yang ada di bayangan saya hanya betapa nikmatnya makan nasi hangat dengan sambal lalap di saung sambil lesehan.
Perjalanan dari pintu tol Buahbatu menuju resto sekitar 45 menit. Kami sempat terjebak macet di tol. لكن, karena pergi beramai-ramai, macet tidak menjadi masalah karena saya dan teman-teman sibuk berceloteh.
Saya tiba sebelum pukul 12 siang. Yuli memilih saung yang letaknya di bagian terdalam resto. Untuk menuju ke saung, saya harus melalui kandang buaya dan kolam ikan. Seperti dikisahkan Yuli, dahulu ikan gurame yang dihidangkan kepada pengunjung resto diambil dari kolam tersebut. Namun kini, mereka mengambil dari suplier.
Setelah melalui kandang buaya dan kolam ikan, kami sampai di saung. Suasana perdesaan semakin terasa kental karena rumah makan itu dikeliling persawahan. Menu andalan Riung Panyaungan antara lain nasi timbel, nasi liwet, nasi tutug oncom, aneka olahan ayam, bebek dan ikan, oseng dorokdok, sup iga, sate, gulai, sambal lalap dan aneka menu sayur. Yuli memesankan ikan gurame bakar, oseng dorokdok, ayam bakar, tumis kangkung serta sambal lalap.
Sambil menunggu makanan tiba, saya melempar pandangan ke area sebelah saung. Tampak pramusaji tengah menyiapkan makanan secara prasmanan. Tanpa saya tanya, Yuli bercerita kalau sebentar lagi akan ada rombongan Mbak Tutut, putri mantan Presiden RI, datang. Menurutnya, keluarga Pak Suharto telah lama menjadi pelanggan resto yang berdiri di tahun 1997 itu.
Gurame Bakarnya Juara
Usai bercerita, hidangan yang dipesan Yuli datang. Sebagai penggemar ikan, saya memilih menyantap ikan gurame bakar terlebih dahulu. Seketika, saya langsung jatuh hati pada ikan gurame bakar di sana.
Ikannya benar-benar segar dan sama sekali tidak berbau amis. Daging ikannya juga manis. Warnanya pun putih, tanpa terlihat adanya darah beku. Ini resto memang piawai mengolah ikan.
Menurut Yuli, awalnya Riung Panyaungan menyuplai gurame dari kolam sendiri. لكن, mereka kini mengambil dari suplier lain.
Sambal dadaknya juga mantap. Pedas, tidak terlalu manis, dan wangi jeruk limau. Saya dan teman-teman menyantap semua hidangan hingga habis dan sedikit kekenyangan.
Usai makan, Yuli mengajak kami berkeliling. Di sisi lain resto seluas 1 hektare itu terdapat spot Instagrammable. Kami pun menyempatkan diri foto-foto di sana. Puas foto-foto, kami berjalan ke arah depan resto.
Sebelum kembali ke Kota Bandung, saya dan teman-teman memesan gepuk sapi dan dorokdoknya yang lezat. Sambil menunggu pesanan datang, Yuli kembali menjamu kami. Kali ini, ia mengajak “ngopi” di coffee shop yang ada di bagian depan resto.
Perempuan lincah dan senang bercerita itu kembali bertutur. Coffee shop ini ia dan keluarganya buat untuk memfasilitasi salah satu karyawan yang piawai meracik kopi.
Tepat setelah selesai menyeruput segelas kopi, pesanan kami jadi. Kami pun segera kembali ke Kota Bandung dengan diantar Yuli.
موقع : Jalan Raya Soreang – Banjaran KM.2, Ciherang, Kiangroke, Banjaran, باندونج, جاوة الغربية.
Jam operasional : 07.00 - 21.00 WIB