JAKARTA, 23 OKTOBER 2021 – Festival Indonesia Hidden Heritage Week (IHHW) 2021 yang digelar kreatif hub Indonesia Hidden Heritage (IHH) secara virtual pada 21-30 Oktober telah memasuki hari ketiga. Pada hari ini, Sabtu, 23 Oktober 2021, IHH mengadakan virtual tour bertema ‘Mengenal Kekayaan Kuliner Suku Laut’.
“Kuliner khas Suku Laut tidak banyak dieksplor sehingga tidak banyak orang mengenalnya. Virtual tour ini merupakan upaya Indonesia Hidden Heritage mempromosikan kuliner Suku Laut,” ujar Founder Indonesia Hidden Heritage sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Hidden Heritage Week 2021.
Penyelenggaraan virtual tour ‘Mengenal Kekayaan Kuliner Suku Laut’ merupakan hasil kolaborasi dengan Idfi Pancani dari platform Piknik Bareng Idfi. Kuliner Suku Laut potensial dikembangkan sebagai bagian dari wisata heritage. Suku Laut yang disebut pula Orang Laut atau Orang Sampan adalah suku yang berdiam di daerah pesisir Kepulauan Riau, Riau, Dabo Singkep, Tajur Biru, Indragiri Hilir serta Kampung Bajo Laut Lukko Siangpiong di Kabupaten Konawe Utara yang merupakan kawasan perbatasan antara Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah.
Suku Laut gemar berpindah dari satu lautan ke lautan lain tanpa mengetahui batas teritorial suatu daerah sehingga mereka dapat singgah dan mendiami kawasan mana saja. Idfi mencontohkan Suku Laut di Dabo Singkep yang berasal dari Bugis kemudian lama berlayar di laut dan tidak kembali ke daerahnya.
Selama virtual tour, peserta diajak melihat sendiri kehidupan Suku Laut di berbagai daerah berbeda. Perjalanan virtual yang dipandu Idfi dimulai dari Kampung Panglong lalu ke Kabupaten Lingga, Bangka Belitung dan Indonesia bagian timur.
Promosikan Gubal
Sesuai komitmen Indonesia Hidden Heritage sebagai kreatif hub yang mempromosikan dan mengembangkan potensi wisata sejarah budaya Tanah Air, virtual tour menjadi ajang memperkenalkan kuliner khas Suku Laut. Salah satunya adalah Gubal yang merupakan makanan pokok Suku Laut di Kabupaten Lingga.
“Suku Laut merupakan komunitas adat terpencil di Kabupaten Lingga yang mayoritas bekerja sebagai nelayan tradisional. Makanan pokok mereka adalah sagu dan ikan,” terang Founder Piknik Bareng Idfi, Idfi Pancani.
Sekarang sebagian Suku Laut sudah ada yang tinggal dan menetap di pulau-pulau kecil sekitar Kecamatan Senayang, Kabupaten Lingga. Pada 2018 tercatat ada 830 keluarga atau 4.064 jiwa di 30 titik perkampungan Suku Laut di Senayang. Suku Laut peduli pada kelestarian lingkungan, tercermin dari kebiasaan menangkap ikan yang hanya menggunakan pancing dan tombak. Mata pencaharian Orang Sampan sebagai nelayan menjadikan masakan mereka memiliki ciri khas, yaitu bahan utamanya menggunakan ikan segar hasil penangkapan bergaya tradisional dan dimasak dengan bumbu.
Gubal adalah makanan khas Lingga yang berbahan baku sagu. Dibuat dari campuran kelapa muda yang telah diparut. “Biasanya gubal dipadupadankan dengan gulai ikan pari atau ikan hiu dengan kuah asam pedas. Proses pembuatannya gubal ini tidak menggunakan minyak goreng,” terang Idfi.
Dalam hikayat rakyat Sumpah Orang Barok, gubal adalah makanan Orang Barok yang merupakan salah satu subetnis Orang Laut di Lingga. Selain orang Mantang. Raja Barok mengundang empat puluh empat raja yang berasal dari selatan, barat, timur dan utara ke pulau Barok.
Tamu yang datang dihidangkan gubal dengan lauk gulai asam pedas. Empat puluh empat raja yang datang bertanya, mengapa dihidangkan dengan makanan seperti itu. Bagi Raja Barok, sagu gubal adalah makanan khas dan dianggap sebagai makanan terhormat dalam menyambut tamu.
Mengingat Orang Sampan adalah penduduk asli Indonesia, hikayat mereka, termasuk kekayaan kuliner mereka, penting untuk dikisahkan karena menangkap momen dalam waktu yang menjadi bagian dari sejarah Indonesia. Virtual tour yang diadakan di Festival Indonesia Hidden Heritage ini merupakan upaya Indonesia Hidden Heritage membagikan informasi mengenai masakan Orang Laut kepada penduduk Indonesia dan dunia serta membantu budaya Suku Laut menemukan tempat mereka di peta makanan Indonesia.
Penyelenggaraan Indonesia Hidden Heritage Week 2021 merupakan hasil kolaborasi Indonesian Hidden Heritage dengan Kantor Staf Presiden (KSP), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), serta Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek).
Tentang Indonesia Hidden Heritage
Indonesia Hidden Heritage (IHH) adalah kreatif hub yang didirikan oleh Nofa Farida Lestari dan Sriwulantuty R O. Sejak didirikan pada tanggal 10 نوفمبر 2018, IHH aktif melakukan berbagai aktivitas untuk mengembangkan dan mempromosikan destinasi wisata heritage di Indonesia. Melalui berbagai program kreatif dan kolaborasi IHH bertujuan untuk memperkuat profesionalitas pengelolaan Wisata Heritage memperhatikan trend pariwisata yang berkembang dinamis dan meningkatkan minat serta kunjungan wisatawan di destinasi wisata heritage. Seluru program dan informasi terkait Indonesia Hidden Heritage Week 2021 dapat diakses melalui Facebook page Indonesia Hidden Heritage dan Instagram @indonesiahiddenheritage dan kanal IHH di www.traveldiva.id.
Media Kontak :
رينا جارمينا
Media Relations Manager
[HP] 08578.0230.329
[E] r.rina.garmina@gmail.com