يوم الثلاثاء, 10 Januari 2023, Indonesia Hidden Heritage Creative Hub (IHHCH) mengadakan training Marketing, Promotion and Visitor Engagement Strategy untuk Museum Kebaharian Jakarta dengan konsep Fun Training. Kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan kunjungan wisata sejarah ke Museum Bahari ini, diikuti oleh seluruh tim Museum. Acara yang dibuka langsung oleh Bapak Sumardi selaku Kepala Satuan Pelayanan Situs Marunda Rumah Si Pitung, berlangsung secara tatap muka dan juga melalui zoom meeting. Pelatihan juga diisi langsung oleh Eksekutif Direktur IHHCH, Nofa Farida Lestari dan founder sekaligus owner dari VIA BATA VIA, Edgar Honggo.
Menurut Nofa, keterlibatan seluruh divisi ini menunjukkan adanya semangat yang sama dalam memajukan dan mempromosikan Museum Bahari, walaupun berasal dari divisi yang berbeda-beda. Hal ini juga akan memunculkan ide-ide baru yang lebih beragam dan bermanfaat untuk meningkatkan kualitas program kreatif, fasilitas dan pelayanan dari Museum Bahari.
Museum Bahari merupakan museum yang menyimpan koleksi yang berhubungan dengan kebaharian dan kenelayanan bangsa Indonesia dari Sabang sampai Marauke. Museum yang berlokasi di seberang Pelabuhan Sunda Kelapa ini, menyimpan berbagai koleksi perahu tradisional, hingga kapal zaman VOC. Terdapat pula miniatur kapal modern dan perlengkapan penunjang kegiatan pelayaran, serta peralatan yang digunakan oleh para pelaut zaman dahulu, seperti alat navigasi, jangkar, teropong, model mercusuar, dan meriam. Museum Bahari juga dilengkapi dengan berbagai koleksi biota laut, data-data jenis dan sebaran ikan di perairan Indonesia. Terdapat pula aneka perlengkapan nelayan serta informasi tentang cerita dan lagu tradisional masyarakat nelayan Nusantara.
Nofa mengangkat tiga hal penting dalam sesi pertama yaitu Brand Awareness, Brand Engagement dan Brand Activation. Ia memulai pemaparannya dengan menampilkan “The Marketing Mix”, yang terdiri dari 7P, إنه Place, Product, People, Process, Promotion, Physical Evidence and Price. Strategi ini memperhatikan faktor-faktor yang bisa meningkatkan kunjungan wisata, seperti pelayanan yang ramah dan informatif, fasilitas yang lengkap, akses informasi, kemudahan pembelian tiket, serta kegiatan promosi museum itu sendiri. Melalui strategi ini diharapkan bisa memberikan edukasi kepada setiap petugas dalam menjadi ‘agen pemasaran’ dari Museum Bahari. Adapun kunjungan wisatawan diharapkan bisa meningkat sekitar 30% di tahun 2023, baik turis lokal maupun internasional.
Kegiatan ini semakin menarik ketika peserta diminta untuk menghadirkan 10 pengalaman yang akan menyenangkan untuk diberikan kepada pengunjung ketika berkunjung ke museum Bahari. Poin yang paling sering disebut peserta training adalah pelayanan yang ramah, informatif, edukatif, pemberian souvenir kepada pengunjung, dan yang perlu diperhatikan juga adalah akses masyarakat menuju lokasi museum bisa ditempuh dengan mudah dan nyaman. Nofa menekankan pentingnya menjaga engagement dengan visitor pasca kunjungan, oleh karena itu database pengunjung mutlak diperlukan dan interaksi melalui berbagai chanel komunikasi seperti email marketing menjadi key factor untuk terus terhubung dengan customer sambil menyampaikan informasi menarik seputar program museum.
الى جانب ذلك, peserta juga diminta menyebutkan fasilitas apa saja yang sudah dimiliki museum saat ini. Adapun fasilitas yang telah dimiliki Museum Bahari di antaranya perpustakaan, ruang laktasi, ruang kesehatan, tempat ibadah, ruang audio visual, toilet difabel, dan lain sebagainya. Kedepannya diharapkan fasilitas ini bisa bertambah lengkap dengan adanya restoran atau kafe, WiFi, Currated Gift Shop dan ticketing dengan sistem digital agar memberikan kenyamanan yang lebih dan kemudahan berinteraksi bagi para pengunjung.
Di sesi berikutnya, training diisi oleh Edgar Hongo yang membahas tentang Cultural Branding & Planning. Edgar membagikan cerita tentang Japan Coast Guard Museum Yokohama. Museum yang terletak di Yokohama, Jepang ini juga memberikan wisata sejarah bernuansa bahari. Pembagian souvenir khas bahari kepada para pengunjung yang hadir menjadi salah satu daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke museum tersebut. Pengunjung yang hadir juga bisa menikmati wisata kuliner yang ada di sekitar museum tersebut.
Kegiatan promosi melalui media sosial juga menjadi salah satu hal penting yang akan menarik banyak wisatawan. Media sosial bisa menjangkau seluruh kalangan masyarakat di manapun mereka berada, dan bisa diakses secara gratis. Berbeda dengan media promosi konvensional yang perlahan mulai tergerus, seperti televisi, iklan di surat kabar, atau brosur. Selain dipromosikan oleh pihak museum, para pengunjung juga bisa membagikan pengalaman mereka melalui akun pribadinya, yang bisa menarik kerabat terdekat mereka untuk ikut berkunjung.
Di Akhir Program peserta ditantang untuk membuat program kreatif, menentukan target audience, kanal promosi dan sumber pendanaannya. Kegiatan training berlangsung dengan ceria dan informatif. Peserta juga memenangkan berbagai hadiah dari tugas-tugas yang berhasil dikerjakan secara teamwork.
Museum Kebaharian Jakarta juga sudah memiliki akun instagram sebagai media promosi mereka, yaitu @museumkebaharianjkt. Akun ini cukup aktif membagikan konten-konten agar engagement akun tersebut bisa terus meningkat. Informasi yang dibagikan oleh akun instagram Museum Bahari berupa promosi event, dokumentasi kunjungan wisatawan, peringatan hari raya atau hari-hari penting lainnya. Pemanfaatan promosi melalui media sosial diharapkan bisa membuat industri pariwisata lebih efektif dan efisien dalam memajukan destinasi wisata bersejarah.
Lebih lengkap tentang IHHCH silahkan mengunjungi: https://linktr.ee/IHH_Hub
Media and Community Officer
Syafa Khalisha Ifadha
بريد إلكتروني: indonesiahiddenheritage@gmail.com
Menara Cakrawala Lt 12 Suite Infiniti Office 1205
Jl MH Thamrin No 9 Jakarta Pusat 10340