Wisata Jogja// Foto: doc.nusatour.co.id

Diva traveling yang berencana berpergian ke wisata Jogja saat ini diwajibkan untuk mengunduh dua aplikasi sekaligus, yaitu Aplikasi PeduliLindungi dan Visitingjogja.

Kedua aplikasi tersebut nantinya sebagai syarat masuk ke sejumlah fasilitas umum di Jogja, termasuk destinasi wisata.

Dilansir laman, Harianjogja.com, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) DIY, Rony Primanto Hari mengatakan aplikasi PeduliLindungi adalah platform yang dikelola oleh Kementerian Kesehatan untuk membantu mengatasi penyebaran Covid-19.

Sementara itu, aplikasi Visitingjogja merupakan sebuah platform yang dikelola Dinas Pariwisata DIY untuk membantu meninformasikan objek wisata di Jogja, seperti potensi wisata dan kegiatan wisatanya.

30 Tempat Wisata di Jogja Terbaru yang Paling Populer dan Instagramable
صورة: doc.wisataIDN

Aplikasi Visitingjogja juga bisa Kamu gunakan untuk memesan tiket dan tempat ketika akan mengunjungi wisata di Jogja, أنت تعرف!

Untuk memudahkan masyarakat, Dinas Pariwisata DIY pun berkeinginan bahwa masyarakat dapat memanfaatkan data dalam aplikasi PeduliLindungi agar tidak perlu mengunduh kedua aplikasi sekaligus. Namun keinginan ini terkendala sebab keduanya memiliki tujuan penggunaan yang berbeda.

“Saya lihat tidak mungkin karena berbeda. PeduliLindungi akunnya bersifat pribadi, satu akun mendata satu orang. Kalau Visitingjogja bisa pesan untuk satu rombongan tidak hanya satu orang. Sebagai salah satu untuk membantu bisa, tapi diintegrasikan secara sistem sesuatu yang sulit karena beda platform beda tujuan tapi bisa saling bantu,” ujar Rony.

Sementara itu dari sisi kain, Kepala Dinas Pariwisata Sleman Suparmono mengatakan keberadaan aplikasi PeduliLindungi sebetulnya bagus dalam menekan angka penyebaran virus Corona.

لكن, pihaknya menekankan bahwa pemerintah perlu memikirkan destinasi wisata yang tidak memiliki jaringan internet atau blankspot. Misalnya saja di Candiijo Prambanan atau Kaliadem Pakem.

الى جانب ذلك, aplikasi PeduliLindungi sifatnya pun pribadi. Sementara yang masuk destinasi wisata biasanya rombongan ada yang sampai 2-3 bus, sehingga ketika wisatawan masuk harus men-scan barcode akan terjadi kerumunan.

Menanggapi hal itu, Ketua Koperasi Notowono atau wadah pengelola sejumlah objek wisata di Mangunan Bantul, Purwo Harsono meminta perlu ada kebijakan ketika di objek wisata terjadi blankspot.

“Saya kira perlu kebijakan tertentu. Bisa tidak kartu vaksin boleh masuk karena tak cukup alat kelengkapan mungkin itu jadi kebijakan,” kata dia.

اقرأ أيضًا, 4 Tempat Wisata Terhits ini Ada di Jogja!

ترك الرد

الرجاء إدخال تعليقك!
الرجاء إدخال اسمك هنا