“LANGIT adalah kitab yang terbentang. Sejak masa Azoikum, ketika kehidupan belum muncul, langit telah mencatat semua kejadian di muka bumi,” tulis Andrea Hirata dalam novel Laskar Pelangi yang pernah saya baca.
Pagi itu, kala menginjakkan kaki di Bandara HAS Hanandjoeddin di Tanjung Pandan, Belitung, saya sungguh merasa bersyukur. Pada akhirnya, saya tidak hanya mengenal Belitung dari novel Laskar Pelangi, melainkan juga berkunjung langsung ke tempat Andrea Hirata menghabiskan masa kecilnya.
Perjalanan dari Bandara Soekarno-Hatta ke Bandara HAS Hanandjoeddin hanya butuh 45 دقيقة. Terbang di pagi hari menjadi pilihan agar saya, suami dan anak-anak bisa segera menikmati liburan dengan mengelilingi Belitung.
Saat kami tiba, kendaraan dari hotel tempat kami menginap sudah menanti di bandara. Kendaraan itu merupakan fasilitas dari hotel yang disediakan secara cuma-cuma. Sebelum memutuskan berangkat ke Belitung, saya memang mencari penginapan yang menyediakan fasilitas jemput antar dari dan ke bandara.
Jauh hari sebelum berangkat, saya juga telah memesan jasa transportasi untuk mengantar kami menjelajah pulau berjulukan Taman Wisata Dunia itu. Tidak sampai satu jam, kami tiba di hotel. Usai meluruskan kaki sejenak, penjelajahan menyusuri keindahan Belitung pun dimulai. ناه, berikut 5 objek wisata kece yang dikunjungi selama di Belitung.
1. Danau Kaolin
Aslinya, danau di Tanjung Pandan ini bekas area penambangan kaolin. Kasat dalam pandangan mata, air Danau Kaolin pada hari itu berwarna hijau tosca. Padahal, air di danau itu biasanya terlihat biru.
Alam seolah memberi isyarat. Air danau di permukaan turun ke kedalaman. Sebaliknya, air danau di kedalaman naik ke permukaan. Itulah isyarat yang diberikan oleh hijaunya warna air di danau berpenampilan milik kawah itu.
Hijau tosca pada permukaan air justru menjadikan Danau Kaolin semakin tatkala saat diabadikan dalam foto. Berpadu dengan daratan nan putih, hasil fotonya sungguh Instagramable. Sedikit saran, Diva Traveler sebaiknya tidak berpose terlalu jauh dari tepi danau.
2. Pantai Tanjung Tinggi
Jaraknya dari Tanjung Pandan ke Pantai Tanjung Tinggi lebih dari 30 كيلومتر. Butuh waktu sekitar 45-60 menit jika Diva Traveler bertolak dari bandara. Saya ke pantai yang menjadi salah satu latar film Laskar Pelangi ini menggunakan motor.
Seru, karena udara di sepanjang jalan tetap sejuk walau perjalanan dilakukan pada siang hari. Angin sepoi-sepoi sesekali terasa menyapu wajah. Seolah menemani perjalanan saya. Pohon kelapa sawit tumbuh subur di sana. Dedaunannya yang hijau sungguh menyejukkan mata. Begitu pula dengan hamparan tanah cokelat dan hijaunya rerumputan.
يبدو الأمر كذلك, terlalu sayang jika berlibur ke Belitung, tetapi tidak mengunjungi pantai ini. Banyak aktivitas yang dapat dilakukan di sana. Renang, snorkeling hingga mengendarai jetski. Sebelum berangkat ke Pantai Tanjung Tinggi, Diva Traveler sebaiknya memastikan terlebih dahulu kendaraan dalam kondisi prima. سبب, bengkel dan tambal ban langka di sana.
3. Pantai Tanjung Kelayang dan Tanjung Pendam
Keduanya berdekatan dengan Pantai Tanjung Tinggi. Jalan menuju Pantai Tanjung Kelayang dan Tanjung Pendam mulus. Di sepanjang perjalanan, saya sesekali menemukan penjual durian. Diva Traveler bisa menikmati buahnya di tempat atau membawanya pulang.
Eksotisme Tanjung Kelayang dan Tanjung Pendam begitu terasa kala di sore hari. Terutama saat melihat sang surya mulai beranjak ke peraduan. Pendar cahaya matahari yang semula terlihat oranye di permukaan air laut nan tenang perlahan-lahan sirna. Lalu gelap, dan mulai tergantikan oleh pendar cahaya rembulan. Sungguh syahdu.
لكن, bagi para pencinta sunbathing, siang hari merupakan waktu tepat untuk berjemur. Usai berjemur beberapa jam, panasnya cahaya matahari pantai cukup untuk membuat kulit lebih kecokelatan dan eksotis.
4. Pulau Lengkuas
Hari sudah terlalu siang di Pantai Tanjung Kelayang. Kapal di dermaga juga sudah bertolak ke Pulau Lengkuas. Hari itu, saya kehilangan momentum berkunjung ke pulau yang tenar dengan mercusuarnya.
Sesal datang. Sedari di Jakarta, sudah terbayang akan melihat indahnya pantai berpasir putih. Kontras dengan air laut berwarna hijau kebiruan dan pohon kelapa nan hijau. Terbayang pula saya akan foto-foto dengan latar bebatuan berukuran besar khas pantai di Bangka Belitung. Bayangan itu sirna lantaran saya tiba terlalu siang.
Jika ingin berwisata ke Pulau Lengkuas, sebaiknya luangkan waktu satu hari penuh. Diva Traveler disarankan sudah tiba di Pantai Tanjung Kelayang untuk bersiap naik kapal yang akan membawa turis ke Pulau Lengkuas dan kembali pada sore hari.
Garis-garis alam terlukis elok di seluruh destinasi wisata bahari Belitung yang saya kunjungi. Berat rasanya kala harus meninggalkan seluruh keelokan tersebut untuk kembali ke Ibu Kota. Terbayang, harus berhadapan kembali dengan polusi, kemacetan, dan hingar bingar suara klakson di kala macet. لكن, hidup harus terus berjalan. Liburan hanyalah secuil dari perjalanan hidup yang bisa kembali diulang jika mau. Maka, saya memutuskan untuk kembali ke Belitung suatu saat nanti.